PENGARUH
PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
A.
Dampak Perdagangan Internasional bagi Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) di Indonesia
Meskipun kontribusinya terhadap ekspor
Indonesia tidak terlalu besar, usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan unit
usaha yang paling banyak menyerap kesempatan kerja dan mempunyai jumlah unit
usaha yang terbanyak pula. Usaha kecil dan menengah juga melayani kebutuhan
masyarakat menengah ke bawah dalam batas-batas tertentu. UKM telah memberikan
kontribusinya dalam menyumbangkan devisa, khususnya dari sektor industrinya.
Dalam hal kesempatan kerja di sektor industri, sekitar 68 % kesempatan kerja
yang ada diserap oleh subsektor industri kecil. Saat ini, jumlah unit usaha UKM
mencapai 97 % dari total unit usaha yang ada.
Dengan adanya perdagangan internasional akan
memberikan dampak positif dan negatif bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di
negara yang ikut dalam perdagangan internasional tersebut. Diantara dampak yang
ditimbulkan bagi Indonesia antara lain, sebagai berikut:
1.
Dampak Positif
a. Perkembangan Penduduk
Dengan adanya perdagangan internasional,
maka daya saing pun bertambah sehingga dapat menimbulkan persaingan yang
kompetitif diantara negara-negara. Untuk itu, UKM harus melakukan perubahan dari segi apapun, baik itu
dari segi produk, pemasaran hingga teknologi dengan cara seperti ini membuat
UKM dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri yang kompetitif.
b. Sebagai Tantangan Meningkatkan Kualitas
Produk
Dengan adanya perdagangan internasional
ini bagi kalangan dunia usaha, khususnya untuk mereka yang memiliki usaha
dengan kualitas dan manajemen yang baik, perdagangan internasional dapat
dijadikan tantangan bagi pelaku dunia usaha yaitu bagaimana cara mereka bisa bersaing
secara sehat dengan produk-produk dari luar negeri. Sehingga pelaku usaha akan
semakin menjadikan pasar perdagangan internasional ini menjadi semangat dan
modal untuk memotivasi mereka untuk selalu meningkatkan kualitas dan harga
produk mereka sehingga bisa terjangkau oleh konsumen.
c. Peluang Menarik Investasi
Dengan adanya perdagangan internasional suatu negara
dapat menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Hasil dari
investasi tersebut dapat diputar lagi untuk kegiatan
mengekspor barang-barang hasil UKM ke
negara-negara yang tidak menjadi peserta perdagangan internasional.
a. Meningkatkan Volume Perdagangan
Hal ini di motivasi dengan adanya
persaingan ketat antar produsen. Sehingga produsen maupun importir dapat
meningkatkan perdagangan yang tidak terlepas dari kualitas barang yang
diproduksi oleh sektor-sektor UKM.
2. Dampak Negatif
a. Menghancurkan sektor-sektor Industri
Serbuan produk asing dapat mengakibatkan
kehancuran sektor-sektor ekonomi yang diserbu. Padahal sebelum tahun 2009
Indonesia telah mengalami proses
deindustrialisasi (penurunan industri) yang dipicu oleh penutupan sentra-sentra
usaha strategis UKM.
b. Menghambat Daya Saing Produk
Mudah masuknya produk-produk asing yang harganya relatif murah, akan mematikan
UKM. Hal itu dapat menghambat daya saing produk-produk UKM karena masyarakat
Indonesia memiliki tingkat perekonomian yang rendah.
c. Produk Luar Membanjiri Pasar Indonesia
Produk luar negeri bukan hanya barang-barang modal
melainkan juga barang-barang konsumsi yang harganya super murah. Masyarakat
Indonesia lebih cenderung menyukai barang yang harganya murah walaupun
masyarakat mengetahui barang tersebut
bukan produk Indonesia. Bukan berarti
mereka tidak mendukung produk dalam negeri, melainkan tuntutan ekonomi yang
menuntut mereka membeli produk asing yang lebih murah.
a. Beralihnya Posisi Produsen Menjadi
Pedagang (Importir)
Pasar dalam negeri yang diserbu produk
asing yang memiliki kualitas dan harga yang sangat bersaing akan mendorong
pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di sektor UKM menjadi
pedagang atau importir saja.
A.
Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian Indonesia
Indonesia perlu melihat keadaan ekonomi
dalam negeri yang masih banyak perlu dibenahi. Dalam perekonomian nasional,
sering ditemui adanya sektor atau unit usaha yang masih mengandalkan fasilitas
atau perlindungan dari pemerintah untuk dapat berkembang dan bertahan dalam bidang
usahanya. Hal ini kemudian diperburuk dengan meluasnya korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN) yang memunculkan pelaku-pelaku ekonomi dan menciptakan struktur
ekonomi yang berdaya saing rendah. Unit-unit usaha yang semacam ini sebaiknya
tidak dipertahankan karena akan terdesak oleh unit-unit asing yang masuk ke
Indonesia. Usaha-usaha milik anak bangsa akan kalah bersaing dan menjadi
pengusaha-pengusaha yang terlempar dari pasar.
Beberapa dampak perdagangan internasional
bagi perekonomian Indonesia antara lain sebagai berikut :
bukan produk Indonesia. Bukan berarti
mereka tidak mendukung produk dalam negeri, melainkan tuntutan ekonomi yang
menuntut mereka membeli produk asing yang lebih murah.
a. Beralihnya Posisi Produsen Menjadi
Pedagang (Importir)
Pasar dalam negeri yang diserbu produk
asing yang memiliki kualitas dan harga yang sangat bersaing akan mendorong
pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di sektor UKM menjadi
pedagang atau importir saja.
A.
Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian Indonesia
Indonesia perlu melihat keadaan ekonomi
dalam negeri yang masih banyak perlu dibenahi. Dalam perekonomian nasional,
sering ditemui adanya sektor atau unit usaha yang masih mengandalkan fasilitas
atau perlindungan dari pemerintah untuk dapat berkembang dan bertahan dalam bidang
usahanya. Hal ini kemudian diperburuk dengan meluasnya korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN) yang memunculkan pelaku-pelaku ekonomi dan menciptakan struktur
ekonomi yang berdaya saing rendah. Unit-unit usaha yang semacam ini sebaiknya
tidak dipertahankan karena akan terdesak oleh unit-unit asing yang masuk ke
Indonesia. Usaha-usaha milik anak bangsa akan kalah bersaing dan menjadi
pengusaha-pengusaha yang terlempar dari pasar.
Beberapa dampak perdagangan internasional
bagi perekonomian Indonesia antara lain sebagai berikut :
bukan produk Indonesia. Bukan berarti
mereka tidak mendukung produk dalam negeri, melainkan tuntutan ekonomi yang
menuntut mereka membeli produk asing yang lebih murah.
a. Beralihnya Posisi Produsen Menjadi
Pedagang (Importir)
Pasar dalam negeri yang diserbu produk
asing yang memiliki kualitas dan harga yang sangat bersaing akan mendorong
pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di sektor UKM menjadi
pedagang atau importir saja.
A.
Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian Indonesia
Indonesia perlu melihat keadaan ekonomi
dalam negeri yang masih banyak perlu dibenahi. Dalam perekonomian nasional,
sering ditemui adanya sektor atau unit usaha yang masih mengandalkan fasilitas
atau perlindungan dari pemerintah untuk dapat berkembang dan bertahan dalam bidang
usahanya. Hal ini kemudian diperburuk dengan meluasnya korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN) yang memunculkan pelaku-pelaku ekonomi dan menciptakan struktur
ekonomi yang berdaya saing rendah. Unit-unit usaha yang semacam ini sebaiknya
tidak dipertahankan karena akan terdesak oleh unit-unit asing yang masuk ke
Indonesia. Usaha-usaha milik anak bangsa akan kalah bersaing dan menjadi
pengusaha-pengusaha yang terlempar dari pasar.
Beberapa dampak perdagangan internasional
bagi perekonomian Indonesia antara lain sebagai berikut :
1. Dampak Positif
a. Memungkinkan Terjadinya Spesialisasi
Perdagangan internasional mendorong
negara-negara melakukan spesialisasi produksi sehingga Indonesia harus memilih
kegiatan produksi sesuai dengan kekhasan sumber daya yang dimiliki agar dapat
menjadi faktor produksi yang unggul dan menghasilkan produk berkualitas dengan
harga yang murah.
b.
Efisiensi dalam Kegiatan Produksi
Efisiensi dalam
kegiatan produksi mengolah sumber daya
untuk menghasilkan suatu barang yang lebih murah dari negara lain. Biaya produksi yang lebih murah akan menghasilkan produk dengan
harga yang bersaing di pasar internasional. Efisiensi dalam kegiatan produksi
dibagi menjadi dua, yaitu :
1)
Efisiensi
Ekonomi
Efisiensi ekonomi
merupakan kegiatan produksi yang menghasilkan barang dan jasa melalui
pengolahan beberapa faktor produksi dengan biaya produksi minimum. Efisiensi
ekonomi lebih ditekankan pada segi ekonomi.
2)
Efisiensi
Teknologi
Efisiensi teknologi
merupakan kegiatan produksi yang menghasilkan barang dan jasa karena kemampuan
mengolah kombinasi beragam faktor produksi. Efisiensi teknologi lebih ditekankan
pada segi kombinasi terbaik berbagai faktor produksi.
a.
Tantangan
Menghasilkan Produk Berkualitas
Tersebarnya produk
buatan luar negeri di pasar Indonesia sukar dibendung. Keadaan itu menjadi
tantangan Indonesia untuk juga dapat menghasilkan produk yang mutunya lebih baik.
Adapun langkah-langkah alternatif untuk menghasikan produk-produk yang bermutu
antara lain:
1)
Melakukan
penelitian secara kontinyu terhadap produk yang beredar pada kebutuhan pasar
dunia.
2)
Mengembangkan
teknologi secara efisien dan efektif. Artinya, dengan biaya yang telah
diperhitungkan, diterapkan teknologi yang benar-benar diarahkan dengan
pengembangan produk yang semakin berkualitas.
3)
Memasarkan
produk Indonesia dalam berbagai moment, seperti pameran Internasional. Sebagai
upaya perkenalan dan informasi keunggulan produk Indonesia.
4)
Menghadirkan
citra Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi persaingan sehat dan
profesionalitas.
d.
Peluang
Meningkatkan Ekspor
Kemampuan secara tepat
menetukan keunggulan komparatif secara keseriusan menghasilkan produk
berkualitas internasional yang membawa peningkatan jumlah ekspor. Barang ekspor
dari Indonesia pada umumnya dibedakan menjadi dua yaitu:
1)
Ekspor
migas yaitu ekspor barang yang berupa minyak bumi dan gas alam.
2)
Ekspor
non migas meliputi komoditas primer dan bukan primer. Komoditas primer
merupakan hasil pertanian dan pertambangan. Sedangkan komoditas bukan primer
merupakan hasil industri.
f.
Alih
Teknologi dari Negara-negara Maju
Perdagangan
internasional mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri, terutama dalam
bidang industri, dengan munculnya teknologi baru yang lebih modern dapat
membantu dalam memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang singkat. Indonesia
sebagai negara produsen dengan komoditas pertanian yang besar, Indonesia dapat
membeli teknologi-teknologi tinggi sesuai komoditas yang ada.
g.
Meningkatkan
Pendapatan Penduduk
Dengan adanya
perdagangan internasional Indonesia dapat meningkatkan pendapatan penduduknya
dengan cara melakukan ekspor ke negara-negara maju.
h.
Memperluas
Pasar dan Menambah Keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak
menjalankan alat produksinya dengan maksimal karena mereka
khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga
produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat
menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)
secara maksimal, dan menjual
kelebihan produk tersebut ke luar negeri yang
akan menambah devisa negara.
f.
Memperluas
Lapangan Pekerjaan
Dengan adanya
perdagangan internasional dapat memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan
masyarakat untuk bekerja. Karena, dengan semakin bertambahnya produksi dalam
negeri yang di ekspor, maka akan semakin banyak juga tenaga kerja yang di
butuhkan yang kemudian akan membuka
lapangan pekerjaan baru.
2.
Dampak
Negatif
a.
Apabila
negara tidak memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan bersaing negara akan
menjadi sasaran penjualan dan kebanjiran barang dan jasa dari negara lain.
Sehingga impor meningkat dan akan mengurangi cadangan devisa negara.
b.
Masuknya
produk barang dan jasa secara bebas di dalam negeri akan mengancam kelangsungan
industri dalam negeri untuk mengurangi produktifitasnya sehingga kesempatan kerja berkurang.
Pendapatan nasional akan menurun dan perekonomian nasional akan menurun.
c.
Masuknya
pengaruh budaya asing yang bertentangan dengan kepribadian bangsa akan
mengancam generasi muda dan moral bangsa Indonesia.
d.
Tingginya
semangat untuk mencapai efisiensi dan profit motif cendrung menurun atau
hilangnya solidaritas sosial dan nasionalisme.
a.
Barang-barang
produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang di jual murah
dalam negeri, yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami kerugian besar.
b.
Apabila
tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian Indonesia akan semakin
rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri.
c.
Tidak
terjaminnya halal bagi makanan dan minuman yang diimpor. Indonesia merupakan
negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Namun dari makanan dan minuman
yang diimpor tidak terjamin kehalalannya.
Untuk mengantisipasi adanya dampak negatif perdagangan
internasional, maka perekonomian Indonesia setidaknya harus diupayakan, yaitu:
1)
Meningkatkan
profesionalisme sumber daya manusia melalui perbaikan sistem pendidikan
nasional.
2)
Meningkatkan
efisiensi pengelolaan sumber-sumber ekonomi.
3)
Meningkatkan
IPTEK baik di bidang produksi, informasi, komunikasi, dan transportasi.
4)
Ikut
secara aktif dalam forum-forum kerja sama ekonomi dan memanfaatkannya bagi
kepentingan kemajuan bangsa.
5)
Melakukan
penyempurnaan lebih lanjut dalam rangka deregulasi dan debirokrasi di segala
bidang secara efektif dan efisien.
Pembangunan
moral bangsa dengan menanamkan solidaritas sosial dan nasionalisme yang kuat di
bidang politik dan ekonomi.