Sabtu, 02 Maret 2013

KANGSAN3 2



PENGARUH PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

A.    Dampak Perdagangan Internasional bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia
Meskipun kontribusinya terhadap ekspor Indonesia tidak terlalu besar, usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan unit usaha yang paling banyak menyerap kesempatan kerja dan mempunyai jumlah unit usaha yang terbanyak pula. Usaha kecil dan menengah juga melayani kebutuhan masyarakat menengah ke bawah dalam batas-batas tertentu. UKM telah memberikan kontribusinya dalam menyumbangkan devisa, khususnya dari sektor industrinya. Dalam hal kesempatan kerja di sektor industri, sekitar 68 % kesempatan kerja yang ada diserap oleh subsektor industri kecil. Saat ini, jumlah unit usaha UKM mencapai 97 % dari total unit usaha yang ada.
Dengan adanya perdagangan internasional akan memberikan dampak positif dan negatif bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di negara yang ikut dalam perdagangan internasional tersebut. Diantara dampak yang ditimbulkan bagi Indonesia antara lain, sebagai berikut:


1.        Dampak Positif
a.       Perkembangan Penduduk
Dengan adanya perdagangan internasional, maka daya saing pun bertambah sehingga dapat menimbulkan persaingan yang kompetitif diantara negara-negara. Untuk itu, UKM  harus melakukan perubahan dari segi apapun, baik itu dari segi produk, pemasaran hingga teknologi dengan cara seperti ini membuat UKM dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri yang kompetitif.
b.      Sebagai Tantangan Meningkatkan Kualitas Produk
Dengan adanya perdagangan internasional ini bagi kalangan dunia usaha, khususnya untuk mereka yang memiliki usaha dengan kualitas dan manajemen yang baik, perdagangan internasional dapat dijadikan tantangan bagi pelaku dunia usaha yaitu bagaimana cara mereka bisa bersaing secara sehat dengan produk-produk dari luar negeri. Sehingga pelaku usaha akan semakin menjadikan pasar perdagangan internasional ini menjadi semangat dan modal untuk memotivasi mereka untuk selalu meningkatkan kualitas dan harga produk mereka sehingga bisa terjangkau oleh konsumen.  
c.       Peluang Menarik Investasi
Dengan adanya perdagangan internasional suatu negara dapat menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Hasil dari investasi tersebut dapat diputar lagi untuk kegiatan

mengekspor barang-barang hasil UKM ke negara-negara yang tidak menjadi peserta perdagangan internasional.
a.       Meningkatkan Volume Perdagangan
Hal ini di motivasi dengan adanya persaingan ketat antar produsen. Sehingga produsen maupun importir dapat meningkatkan perdagangan yang tidak terlepas dari kualitas barang yang diproduksi oleh sektor-sektor  UKM.
2.      Dampak Negatif
a.       Menghancurkan sektor-sektor Industri
Serbuan produk asing dapat mengakibatkan kehancuran sektor-sektor ekonomi yang diserbu. Padahal sebelum tahun 2009 Indonesia telah mengalami  proses deindustrialisasi (penurunan industri) yang dipicu oleh penutupan sentra-sentra usaha strategis UKM.
b.      Menghambat Daya Saing Produk
Mudah masuknya produk-produk asing  yang harganya relatif murah, akan mematikan UKM. Hal itu dapat menghambat daya saing produk-produk UKM karena masyarakat Indonesia memiliki tingkat perekonomian yang rendah.
c.       Produk Luar Membanjiri Pasar Indonesia
Produk luar negeri bukan hanya barang-barang modal melainkan juga barang-barang konsumsi yang harganya super murah. Masyarakat Indonesia lebih cenderung menyukai barang yang harganya murah walaupun masyarakat mengetahui barang tersebut 
 

bukan produk Indonesia. Bukan berarti mereka tidak mendukung produk dalam negeri, melainkan tuntutan ekonomi yang menuntut mereka membeli produk asing yang lebih murah.
a.       Beralihnya Posisi Produsen Menjadi Pedagang (Importir)
Pasar dalam negeri yang diserbu produk asing yang memiliki kualitas dan harga yang sangat bersaing akan mendorong pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di sektor UKM menjadi pedagang atau importir saja. 

A.    Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian Indonesia
Indonesia perlu melihat keadaan ekonomi dalam negeri yang masih banyak perlu dibenahi. Dalam perekonomian nasional, sering ditemui adanya sektor atau unit usaha yang masih mengandalkan fasilitas atau perlindungan dari pemerintah untuk dapat berkembang dan bertahan dalam bidang usahanya. Hal ini kemudian diperburuk dengan meluasnya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang memunculkan pelaku-pelaku ekonomi dan menciptakan struktur ekonomi yang berdaya saing rendah. Unit-unit usaha yang semacam ini sebaiknya tidak dipertahankan karena akan terdesak oleh unit-unit asing yang masuk ke Indonesia. Usaha-usaha milik anak bangsa akan kalah bersaing dan menjadi pengusaha-pengusaha yang terlempar dari pasar.
Beberapa dampak perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia antara lain sebagai berikut :


bukan produk Indonesia. Bukan berarti mereka tidak mendukung produk dalam negeri, melainkan tuntutan ekonomi yang menuntut mereka membeli produk asing yang lebih murah.
a.       Beralihnya Posisi Produsen Menjadi Pedagang (Importir)
Pasar dalam negeri yang diserbu produk asing yang memiliki kualitas dan harga yang sangat bersaing akan mendorong pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di sektor UKM menjadi pedagang atau importir saja. 

A.    Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian Indonesia
Indonesia perlu melihat keadaan ekonomi dalam negeri yang masih banyak perlu dibenahi. Dalam perekonomian nasional, sering ditemui adanya sektor atau unit usaha yang masih mengandalkan fasilitas atau perlindungan dari pemerintah untuk dapat berkembang dan bertahan dalam bidang usahanya. Hal ini kemudian diperburuk dengan meluasnya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang memunculkan pelaku-pelaku ekonomi dan menciptakan struktur ekonomi yang berdaya saing rendah. Unit-unit usaha yang semacam ini sebaiknya tidak dipertahankan karena akan terdesak oleh unit-unit asing yang masuk ke Indonesia. Usaha-usaha milik anak bangsa akan kalah bersaing dan menjadi pengusaha-pengusaha yang terlempar dari pasar.
Beberapa dampak perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia antara lain sebagai berikut :


bukan produk Indonesia. Bukan berarti mereka tidak mendukung produk dalam negeri, melainkan tuntutan ekonomi yang menuntut mereka membeli produk asing yang lebih murah.
a.       Beralihnya Posisi Produsen Menjadi Pedagang (Importir)
Pasar dalam negeri yang diserbu produk asing yang memiliki kualitas dan harga yang sangat bersaing akan mendorong pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di sektor UKM menjadi pedagang atau importir saja. 

A.    Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian Indonesia
Indonesia perlu melihat keadaan ekonomi dalam negeri yang masih banyak perlu dibenahi. Dalam perekonomian nasional, sering ditemui adanya sektor atau unit usaha yang masih mengandalkan fasilitas atau perlindungan dari pemerintah untuk dapat berkembang dan bertahan dalam bidang usahanya. Hal ini kemudian diperburuk dengan meluasnya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang memunculkan pelaku-pelaku ekonomi dan menciptakan struktur ekonomi yang berdaya saing rendah. Unit-unit usaha yang semacam ini sebaiknya tidak dipertahankan karena akan terdesak oleh unit-unit asing yang masuk ke Indonesia. Usaha-usaha milik anak bangsa akan kalah bersaing dan menjadi pengusaha-pengusaha yang terlempar dari pasar.
Beberapa dampak perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia antara lain sebagai berikut :
1.      Dampak Positif
a.       Memungkinkan Terjadinya Spesialisasi
Perdagangan internasional mendorong negara-negara melakukan spesialisasi produksi sehingga Indonesia harus memilih kegiatan produksi sesuai dengan kekhasan sumber daya yang dimiliki agar dapat menjadi faktor produksi yang unggul dan menghasilkan produk berkualitas dengan harga yang murah.
b.      Efisiensi dalam Kegiatan Produksi
        Efisiensi dalam kegiatan  produksi mengolah sumber daya untuk menghasilkan suatu barang yang lebih murah dari  negara lain. Biaya produksi yang  lebih murah akan menghasilkan produk dengan harga yang bersaing di pasar internasional. Efisiensi dalam kegiatan produksi dibagi menjadi dua, yaitu :
1)      Efisiensi Ekonomi
          Efisiensi ekonomi merupakan kegiatan produksi yang menghasilkan barang dan jasa melalui pengolahan beberapa faktor produksi dengan biaya produksi minimum. Efisiensi ekonomi lebih ditekankan pada segi ekonomi.
2)      Efisiensi Teknologi
          Efisiensi teknologi merupakan kegiatan produksi yang menghasilkan barang dan jasa karena kemampuan mengolah kombinasi beragam faktor produksi. Efisiensi teknologi lebih ditekankan pada segi kombinasi terbaik berbagai faktor produksi.
 

a.       Tantangan Menghasilkan Produk Berkualitas
        Tersebarnya produk buatan luar negeri di pasar Indonesia sukar dibendung. Keadaan itu menjadi tantangan Indonesia untuk juga dapat menghasilkan produk yang mutunya lebih baik. Adapun langkah-langkah alternatif untuk menghasikan produk-produk yang bermutu antara lain:
1)      Melakukan penelitian secara kontinyu terhadap produk yang beredar pada kebutuhan pasar dunia.
2)      Mengembangkan teknologi secara efisien dan efektif. Artinya, dengan biaya yang telah diperhitungkan, diterapkan teknologi yang benar-benar diarahkan dengan pengembangan produk yang semakin berkualitas.
3)      Memasarkan produk Indonesia dalam berbagai moment, seperti pameran Internasional. Sebagai upaya perkenalan dan informasi keunggulan produk Indonesia.
4)      Menghadirkan citra Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi persaingan sehat dan profesionalitas.
d.      Peluang Meningkatkan Ekspor
        Kemampuan secara tepat menetukan keunggulan komparatif secara keseriusan menghasilkan produk berkualitas internasional yang membawa peningkatan jumlah ekspor. Barang ekspor dari Indonesia pada umumnya dibedakan menjadi dua yaitu:

1)      Ekspor migas yaitu ekspor barang yang berupa minyak bumi dan gas alam.
2)      Ekspor non migas meliputi komoditas primer dan bukan primer. Komoditas primer merupakan hasil pertanian dan pertambangan. Sedangkan komoditas bukan primer merupakan hasil industri.
f.       Alih Teknologi dari Negara-negara Maju
        Perdagangan internasional mendorong kemajuan ilmu pengetahuan  dan teknologi dalam negeri, terutama dalam bidang industri, dengan munculnya teknologi baru yang lebih modern dapat membantu dalam memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang singkat. Indonesia sebagai negara produsen dengan komoditas pertanian yang besar, Indonesia dapat membeli teknologi-teknologi tinggi sesuai komoditas yang ada.
g.      Meningkatkan Pendapatan Penduduk
        Dengan adanya perdagangan internasional Indonesia dapat meningkatkan pendapatan penduduknya dengan cara melakukan ekspor ke negara-negara maju.
h.      Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan
            Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan alat produksinya dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) secara maksimal, dan menjual

kelebihan produk tersebut ke luar negeri yang akan menambah devisa negara.
f.       Memperluas Lapangan Pekerjaan
        Dengan adanya perdagangan internasional dapat memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan masyarakat untuk bekerja. Karena, dengan semakin bertambahnya produksi dalam negeri yang di ekspor, maka akan semakin banyak juga tenaga kerja yang di butuhkan  yang kemudian akan membuka lapangan pekerjaan baru.
2.      Dampak Negatif
a.       Apabila negara tidak memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan bersaing negara akan menjadi sasaran penjualan dan kebanjiran barang dan jasa dari negara lain. Sehingga impor meningkat dan akan mengurangi cadangan devisa negara.
b.      Masuknya produk barang dan jasa secara bebas di dalam negeri akan mengancam kelangsungan industri dalam negeri untuk mengurangi produktifitasnya  sehingga kesempatan kerja berkurang. Pendapatan nasional akan menurun dan perekonomian nasional akan menurun.
c.       Masuknya pengaruh budaya asing yang bertentangan dengan kepribadian bangsa akan mengancam generasi muda dan moral bangsa Indonesia.
d.      Tingginya semangat untuk mencapai efisiensi dan profit motif cendrung menurun atau hilangnya solidaritas sosial dan nasionalisme.

a.       Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang di jual murah dalam negeri, yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami kerugian besar.
b.      Apabila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian Indonesia akan semakin rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri.
c.       Tidak terjaminnya halal bagi makanan dan minuman yang diimpor. Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Namun dari makanan dan minuman yang diimpor tidak terjamin kehalalannya.
Untuk mengantisipasi adanya dampak negatif perdagangan internasional, maka perekonomian Indonesia setidaknya harus diupayakan, yaitu:
1)      Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia melalui perbaikan sistem pendidikan nasional.
2)      Meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber-sumber ekonomi.
3)      Meningkatkan IPTEK baik di bidang produksi, informasi, komunikasi, dan transportasi.
4)      Ikut secara aktif dalam forum-forum kerja sama ekonomi dan memanfaatkannya bagi kepentingan kemajuan bangsa.
5)      Melakukan penyempurnaan lebih lanjut dalam rangka deregulasi dan debirokrasi di segala bidang secara efektif dan efisien.
Pembangunan moral bangsa dengan menanamkan solidaritas sosial dan nasionalisme yang kuat di bidang politik dan ekonomi.